Sikap sopan santun merupakan hal mutlak yang diperlukan oleh siapapun, tak terkecuali anak-anak. Anak utamanya mendapatkan pendidikan mengenai sikap sopan santun di lingkungan terkecil yakni keluarga. Kebiasaan ini memerlukan waktu lama untuk dapat terbentuk dengan baik. Maka dari itu, peran keluarga dalam membentuk sopan santun anak sangat besar.
Sikap sopan santun merupakan salah satu nilai yang penting dalam kehidupan bermasyarakat. Terutama pada anak-anak, sikap sopan santun perlu ditanamkan sejak dini agar dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik dan memperoleh hubungan sosial yang sehat dengan lingkungan sekitarnya. Namun, pembentukan sikap sopan santun pada anak bukanlah hal yang mudah dan membutuhkan waktu serta peran orangtua yang aktif.
Dalam mengajarkan sikap sopan santun pada anak, orangtua memegang peran penting sebagai role model dan pelatih. Orangtua harus memberikan contoh nyata mengenai sikap sopan santun, konsisten dalam mendidik, serta mampu memberikan koreksi dengan baik dan sopan ketika anak melakukan kesalahan. Selain itu, ajakan untuk berinteraksi dengan orang lain di luar keluarga dan menjadikan sikap sopan santun sebagai kebiasaan juga dapat membantu membentuk sikap sopan santun pada anak.
Berikut ini tips mendidik anak mengenai sikap sopan santun.
1. Orangtua Sebagai Contoh
Seorang anak akan mencontoh tindakan apapun yang dilakukan oleh orangtuanya. Dalam hal ini, orangtua adalah role model dari si anak. Sejalan, anak merupakan peniru yang handal di usianya tersebut. Oleh karena itu, orangtua sebaiknya memberi contoh yang baik mengenai sikap sopan santun. Jika sudah begitu, maka anak akan meniru yang baik-baik saja. Mengajarkan sikap sopan santun tidak cukup hanya dengan ucapan atau nasehat, tetapi juga harus melalui contoh tindakan nyata.
Orangtua merupakan figur penting dalam membentuk karakter anak. Anak akan meniru apa yang dilihat dan didengar dari orangtua. Oleh karena itu, orangtua sebaiknya memberi contoh yang baik mengenai sikap sopan santun. Misalnya, saat berbicara dengan anak, orangtua sebaiknya menggunakan bahasa yang sopan dan santun serta menunjukkan respek pada anak dengan memberi perhatian dan waktu yang cukup. Orangtua juga sebaiknya memperlihatkan sikap sopan santun ketika berinteraksi dengan orang lain, seperti memberikan salam dan senyum pada tetangga atau kerabat yang berkunjung.
Selain memberikan contoh yang baik, orangtua juga sebaiknya membahas dan menjelaskan mengapa sikap sopan santun itu penting. Anak harus memahami bahwa bersikap sopan dan menghormati orang lain merupakan bentuk penghargaan terhadap keberadaan orang lain dan sebagai wujud rasa kasih sayang. Dalam hal ini, orangtua juga dapat mengajarkan anak untuk berempati dan memahami perasaan orang lain sehingga dapat bersikap lebih bijak dan sopan ketika berinteraksi dengan orang lain. Dengan memberikan pengertian yang baik mengenai sikap sopan santun, anak dapat lebih memahami pentingnya bersikap sopan santun dan dapat mempraktikkan sikap tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
2. Orangtua Harus Konsisten
Seringkali anak mengalami lupa bagaimana harus bersikap sopan serta santun. Jadi harap dimaklumi ketika hal ini terjadi. Sebagai orangtua, Anda tidak boleh langsung memarahinya. Sebaiknya Anda mengingatkannya terlebih dahulu.
Orangtua juga haruslah konsisten mengajarkan serta memberikan contoh sikap sopan santun pada anak. Jangan karena kasihan, tak tega maka lalu Anda memaklumi si anak ketika berlaku kurang sopan.
Konsistensi sangat penting dalam mendidik anak mengenai sikap sopan santun. Orangtua harus menunjukkan konsistensi dalam memberikan contoh dan pengajaran mengenai sopan santun. Jangan sampai terjadi perubahan sikap yang drastis, misalnya orangtua yang sebelumnya selalu menegur anak ketika bersikap tidak sopan, tiba-tiba membiarkan si anak bersikap kurang sopan tanpa memberikan penjelasan yang jelas. Hal ini akan membuat anak kebingungan dan tidak konsisten dalam bersikap sopan santun.
Selain itu, orangtua juga harus konsisten dalam memberikan konsekuensi terhadap perilaku yang kurang sopan. Jika anak telah mengetahui bahwa perilaku tersebut tidak diterima, namun tidak diberikan konsekuensi yang konsisten, maka anak akan merasa bahwa perilakunya masih dapat diterima. Hal ini akan membuat anak menjadi sulit untuk belajar dan mengembangkan sikap sopan santun yang baik. Oleh karena itu, orangtua harus tetap konsisten dalam memberikan konsekuensi yang tepat terhadap perilaku anak yang kurang sopan.
3. Mengkoreksi dengan Sopan
Jika si anak berbuat salah, sebaiknya Anda menjaga suara Anda tetap terkontrol. Jangan membuat anak Anda ketakutan atau merasa terintimidasi. Berilah teguran dengan baik dengan menasehatinya. Tindakan seperti ini menunjukkan pada si anak bahwa Anda peduli, bukannya marah.
Ketika anak melakukan kesalahan, perlu ada koreksi yang dilakukan oleh orangtua. Namun, koreksi tersebut harus dilakukan dengan cara yang sopan dan tidak menakutkan bagi anak. Sebagai orangtua, Anda dapat memulai dengan mengajukan pertanyaan dan mendengarkan penjelasan anak mengenai tindakannya. Kemudian, jelaskan mengapa tindakan tersebut tidak sopan dan bagaimana seharusnya sikap yang benar. Pastikan bahwa koreksi yang diberikan tidak bersifat merendahkan atau mengkritik anak secara pribadi. Dengan koreksi yang sopan, anak akan belajar menghargai dirinya sendiri dan orang lain.
Selain itu, ketika memberikan koreksi, penting juga untuk memberikan alternatif atau solusi yang baik. Anak perlu tahu bagaimana seharusnya bertindak atau bersikap di situasi tersebut. Misalnya, jika anak berkata kasar pada temannya, Anda dapat memberikan contoh bagaimana seharusnya berbicara dengan sopan dan mengucapkan kata maaf. Jangan lupa memberikan pujian atau apresiasi ketika anak berhasil memperbaiki sikapnya. Hal ini akan membuat anak merasa lebih termotivasi untuk bersikap sopan dan menghormati orang lain di masa depan..
4. Tidak Sopan bukan Lelucon
Jangan jadikan sikap yang tidak sopan menjadi bahan untuk ditertawakan. Jika ini terjadi, maka anak akan mengalami kebingungan mengenai apa yang sopan dan apa yang tidak. Selain itu, ada kemungkinan si anak akan meniru tindakan yang dianggap lucu tersebut.
Sebagai orangtua, penting untuk memberikan pemahaman yang jelas pada anak bahwa tidak sopan bukanlah hal yang lucu atau bahan tertawaan. Ketika anak melihat atau mengalami kejadian yang tidak sopan, sebaiknya orangtua memberikan penjelasan mengapa tindakan tersebut tidak benar dan mengapa hal tersebut tidak boleh dilakukan. Dengan begitu, anak akan memahami bahwa bersikap sopan dan menghormati orang lain merupakan hal yang penting dan bukan sesuatu yang boleh diabaikan.
Selain memberikan penjelasan, orangtua juga perlu menghindari tindakan atau perilaku yang tidak sopan atau menghina orang lain di depan anak. Ini akan memberikan contoh yang buruk dan tidak sesuai dengan nilai sopan santun yang diinginkan. Jangan lupa bahwa anak selalu meniru apa yang dilihat dan didengarnya, oleh karena itu perlu memberikan contoh yang baik dan positif. Dengan memperhatikan dan menghindari tindakan atau perilaku yang tidak sopan, anak akan lebih mudah memahami dan mempraktikkan nilai sopan santun dalam kehidupannya.
5. Jadikan Kebiasaan
Pembelajaran mengenai sopan santun seharusnya sudah mulai diajarkan sejak dini. Anak sebaiknya mulai diperkenalkan dengan tatakrama dalam kehidupan di rumah maupun di lingkungan bermasyarakat. Jika Anda menjadikan ini kebiasaan, kelak anak secara tidak sadar akan selalu bersikap sopan dengan orang lain.
Agar anak dapat terbiasa dan konsisten dalam bersikap sopan dan santun, penting bagi orangtua untuk menjadikan ini sebagai kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dimulai dengan memberikan pengenalan mengenai tata krama yang baik dan benar dalam berinteraksi dengan orang lain sejak dini, seperti mengucapkan salam, terima kasih, dan permisi. Selain itu, orangtua juga dapat mengajarkan anak tentang cara berbicara dengan sopan dan jangan lupa memberikan contoh dengan bersikap sopan saat berbicara dengan anak.
Selain memberikan pengenalan, orangtua juga harus memberikan pengawasan dan mengingatkan anak agar selalu bersikap sopan dan santun. Dalam hal ini, orangtua dapat memberikan pujian dan penghargaan ketika anak berhasil bersikap sopan dan menghormati orang lain. Ini akan memperkuat perilaku positif yang sudah dilakukan oleh anak dan memperkuat kebiasaan yang sudah terbentuk. Dengan menjadikan ini sebagai kebiasaan, diharapkan anak dapat mempraktikkan nilai sopan santun di dalam maupun di luar lingkungan keluarga dan menjadi anak yang sopan dan santun dalam pergaulannya.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, mendidik anak dengan sikap sopan santun adalah suatu kewajiban bagi setiap orangtua. Sikap sopan santun adalah kunci untuk membentuk karakter dan kepribadian anak yang baik serta berperan penting dalam kehidupan sosialnya kelak. Oleh karena itu, orangtua harus memberikan perhatian khusus dalam memperkenalkan tatakrama dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan contoh perilaku yang baik agar anak bisa menirunya.
Jangan lupa, proses pendidikan sikap sopan santun pada anak tidak bisa terwujud dalam sekejap. Hal tersebut memerlukan waktu dan kesabaran dalam membentuk kebiasaan baik pada anak. Oleh karena itu, konsistensi dalam mengajarkan dan mengaplikasikan sikap sopan santun pada anak sangat penting. Dengan kesabaran dan ketekunan, Anda sebagai orangtua pasti bisa membentuk anak yang sopan, santun, dan menjadi pribadi yang baik di masa depan.
0 Komentar untuk "Pentingnya Mendidik Anak dengan Sikap Sopan Santun: 5 Cara Mudah Mengajarkan Anak Sikap Sopan Santun"